Rabu, 13 Juni 2012

Backup Windows 7


Cara Mudah Backup Sistem Operasi Windows 7

1 komentar
Mungkin kamu pernah mempunyai pengalaman seperti ini: Ketika beli sebuah notebook, kamu enggak dapat DVD Windows. Tapi, di dalamnya sudah terinstal Windows asli. Itulah yang disebut Windows tipe OEM alias Original equipment manufacturer.
Pengalaman berlanjut. Setelah kamu beli, enggak mungkin kan notebook diangguri? Pasti kamu pakai. Tidak berapa lama notebook itu kena virus dan parahnya tidak bisa masuk ke Windows.
“Gampang, tinggal instal ulang,” kamu bisa saja berpikir begitu. Eh, tapi tadi sudah dibilang, kamu enggak dapat DVD Windows. Sudah begitu, tak dapat juga installer antivirus, Microsoft Office, dan program-program lain. Susah bukan?
Eh, sudah begitu, kita juga harus update Windows, antivirus, dan program lain. Sistem operasi dan antivirus adalah yang paling sering dan rutin melakukan update, yang jadi masalah sistem operasi dan antivirus melakukan update secara lngsung ke internet, dan tidak meninggalkan file installer manual pada HD kamu. Jadi selain menginstal ulang sistem operasi, kamu juga harus melakukan update satu persatu update patch tersebut. Hal ini tentu akan memakan waktu dan membutuhkan bandwidth internet yang lumayan besar.
Untuk mengatasi masalah di atas kamu bisa pakai tips ini untuk membuat “image” Windows yang sedang kamu pakai. Aplikasi pembuat image di Windows 7 akan melakukan backup seluruh hal yang ada di komputer kamu. Ketika sistem oeprasi kamu bermasalah kamu tinggal melakukan load lagi image-nya.
Secara “bodoh”, prinsip kerjanya bisa dibilang seperti kamu menyalin file kerjaan kamu ke dalam flash disk. Ketika file kamu yang di hard disk rusak, kamu masih bisa pakai file yang ada di flash disk.
 
Bikin Image
1. Untuk membuat image di Windows 7, klik tombol Start, kemudian ketikan “backup” (tanpa kutip). Klik pada “Backup And Restore”.

 

2. Kemudian klik “Create System Image”.

 

3. Muncul halaman “Where you want to save the backup”, kamu bisa menyimpannya pada hard disk, DVD, atau komputer lain di dalam jaringan. Pada contoh ini, kita pilih hardisk local di Drive E. Klik “Next”.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar